Entri Populer

11 Jan 2011

9 Tokoh Pemuka Lintas Agama Serukan Lawan Kebohongan Pemerintah


Para tokoh lintas agama mulai merasa gerah terhadap kebohongan pemerintah. Mereka berjanji mengajak umat untuk memerangi kebohongan yang dilakukan pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Janji ini terungkap dalam Pernyataan Publik Tokoh Lintas Agama Pencanangan Tahun Perlawanan Terhadap Kebohongan di kantor Dakwah PP Muhammadiyah, Jakarta, Senin (10/1).

Sembilan pemuka agama hadir dalam acara itu. Yakni Syafii Maarif, Andreas A Yewangoe, Din Syamsuddin, Pendeta D Situmorang, Bikkhu Pannyavaro, Shalahuddin Wahid, I Nyoman Udayana Sangging, Franz Magnis Suzeno, dan Romo Benny Susetyo.

Mantan Ketua PP Muhammadiyah Syafii Maarif mengungkapkan dirinya merasa miris dengan kondisi negeri ini. Pemerintah tidak dapat mengaplikasikan konstitusi negara untuk berpihak kepada masyarakat miskin.

"Dalam pembangunan pemerintah tidak memanfaatkan konstitusi untuk membantu masyarakat miskin. Politik ekonomi tidak berpihak kepada rakyat miskin. Akibatnya negeri ini rapuh secara politik, ekonomi, maupun hukum. Pemimpinnya dikelilingi oleh masyarakat miskin," tegasnya.

Dikatakan, selama ini pemerintah hanya melakukan pengelolaan kebijakan yang berpihak pada kepentingannya. Pengelolaan kebijakan inilah yang dimaksud sebagai kebohongan oleh Syafii Maarif.

Pernyataan ini diamini oleh delapan pemuka agama lainnya. Pendeta D Situmorang mengungkapkan ia akan mengajak umatnya untuk memerangi kebohongan ini. Ajakan ini merupakan peran yang sesuai selaku pemuka agama.

"Kami setuju dengan misi ini. Makanya kami akan berikan kontribusi sesuai dengan peran kami. Kami adalah pemuka umat, makanya kami ajak umat," jelasnya.

Pengajar Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyakara Franz Magnis Suseno mengingatkan setiap pemuka agama memiliki cara perlawanan yang berbeda. Ia sepakat untuk bersikap kritis terhadap pemerintahan Presiden SBY.

Pernyataan sikap ini merupakan rangkaian kegiatan pemuka agama dalam menyikapi kondisi bangsa. Sebelumnya, pertemuan seperti ini digelar di Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur. Rencananya, acara serupa akan digelar secara terus menerus.

10 Jan 2011

Persebaya Ganti Nama Menjadi Persebaya 1927

Surabaya - Persebaya Surabaya yang berlaga di Liga Primer Indonesia akhirnya resmi berganti nama. Di kompetisi tersebut, mereka akan mengusung nama Persebaya 1927.

Penggantian nama terpaksa dilakukan pihak Persebaya untuk memudahkan mendapat izin pertandingan dari Polda Jatim. Sebagaimana diberitakan sebelumnya, laga menghadapi Bandung FC yang sedianya digelar malam nanti terancam batal lantaran tak keluar izin dari pihak kepolisian.

Polda Jatim berasalan ada dua nama Persebaya yang kini ada di Surabaya. Persebaya yang lain berlaga di Divisi Utama milik PSSI

"Ya sekarang menjadi Persebaya 1927. Nanti kita akan siapkan bukti-bukti dan dokumen untuk didaftakan menjadi hak paten," ujar Media Officer Persebaya 1927, Ram Surahman kepada GP, Senin (10/1/2011).

Awalnya ada dua pilihan nama baru Persebaya yakni Persebaya Indonesia dan Persebaya 1927. Setelah dilakukan pertimbangan historis, karena Persebaya lahir pada 18 Juni 1927, diputuskan kalau nama yang digunakan adalah Persebaya 1927.

"Sejak tadi malam kita sudah bertemu dengan Kapolrestabes untuk membahaas nama ini. Dengan perubahan nama ini diharapkan izin pertandingan segera turun," tuturnya.

Sementara itu, hingga saat ini izin pertandingan antara Persebaya 1927 vs Bandung FC pada laga perdana Persebaya di Gelora 10 Nopember Tambaksari masih dalam proses pengajuan, termasuk mengajukan rekomendasi ke Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI). Ram Surahman mengaku optimis izin pertandingan dari Polda Jatim akan turun.

"Sekarang masih dalam proses. Muddah-mudahan izinnya segera turun," jelasnya.

Pembentukan Panitia HUT Partai Gerindra

Pembentukan Panitia HUT Partai Gerindra ke III th.2011