Dekadensi moral di Pulau Bawean sudah semakin terasa. Pembusukan moral itu akan terus terjadi kalau tidak ada upaya riil dan serius dari semua pihak. Karena kita semua berharap kasus ini segera diusut tuntas dan pelakunya harus segera ditemukan, termasuk pasangan laki-lakinya harus segera ditangkap karena dia punya andil besar terhadap terjadinya kasus tersebut. kalau tidak, maka kasus ini akan menajdi potret buruk dan bukan tidak mungkin akan terjadi kasusu serupa, jika penanganannya tidak tuntas. Ini tidak boleh terjadi.
Kasus ini sangat mencoreng nama baik masyarakat Bawean yang selama ini dianggap santun, bermoral, patuh pada agama, kesan itu diakui baik didalam maupun di luar negeri . Saya yakin masyaraat Bawean yang berada di rantuapun ikut terpukul, termausk mereka yang di Jakarta, Malaysia, Singaopre dan lain-lain. Kita semua dengan mereka di tanah rantaupun berharap kasus ini segera diselesaikan dengan cepat dan pelaku segera dihukum berdasarkan ketentuan hukum yang ada.
Untuk semua kalangan yang punya keperdulian terhadap Bawean saya berharap jangan hanya menghujat kasus tersebut, tetapi bagaimana sedapat mungkin masyarakat juga ditenangkan dan saling bahu membahu untuk meminimalisir terhadap pelanggaran hukum di Pulau Bawean, termasuk kasus serupa di waktu kemudian. Semoga kasus ini mampu membangkitkan kembali kesadaran kita untuk bersama-sama menjaga Pulau Bawean tercinta ini lingkungan alam maupun lingkungan sosial..
Nyai Hj. Azizah (Mantan Ketua Muslimat Bawean)
Saya sangat menyayangkan dengan kejadian pembuangan bayi, karena disamping pelecehan teradap ketidakbertanggungjawaban seorang ibu, karena tidak ada rasa tanggungjawabnya yang berbuat seperti itu. Ketika melakukan sesuatu tidak ingat sebab akibatnya, ini termasuk pelecehan nama baik perempuan.
Yang laki-laki harus diusut siapa pelaku yang menghamili perempuan tersebut sehinga tidak bertanggungjawab, sehingga banyak perempuan yang jadi korban, dampaknya bayi dibuang.
Bila perempuan yang melahirkan ditemukan, disuruh mengaku siapa lelaki yang melakukan.
Jangan menyalahkan siapapun dalam peristiwa terjadinya seperti ini, sebab kyai sudah menengakkan amar ma'ruf najol mungkar, sedangkan pemerintah sudah melakukan fungsinya, sebenarnya penyebabnya adalah ketidakadaan iman priibadi.
Perempuan harus berhati-hati dan wasapadalah atas tindakan dan rayuan-rayuan lelaki tidak bertanggungjawab, akhirnya ditinggalkan begitu saja. Saran saya seharusnya aktif mengikuti pengajian-pengajian majlis taklim untuk mempertebal keimanan, sehingga dapat petunjuk.
Fatimah Hanafi (Ketua Muslimat NU Bawean)
ini kegagalan keluarga, kemungkinan suaminya dirantau sehingga si isteri merasa malu bila kandungannya terungkap kepada warga umum. Muslimat ikut membantu menyelidiki kasus ini agar segera pelakunya ditangkap untuk diproses secara hukum oleh pihak berwajib. Langkah selanjutnya Muslimat akan merapatkan barisan di Ranting Muslimat agar mengefektikan pengajian. Sebenarnya bila isteri sudah terpupuk iman yang baik, walaupun suamianya dirantau akan tetap setia sampai kapanpun, tetapi sebaliknya bila keimanannya tipis akan mudah tergoda sehingga berdampak seperti sekarang ini.
M. Ghazi Syarif (Tokoh Bawean Di Malaysia)
Masalah moralitas yang mulai terkikis dari prinsip kehidupan, sangat mempeihatinkan. Bawean yang agamis mulai tercemar, tokoh agama, organisasi, tokoh masyarakat, orang tua dan lain-lain yang terkait perlu merapatkan barisan untuk menyikapi masalah-masalah ini dan gejala-gejala negatif lain yang mulai tumbuh di Pulau Bawean
Nasiruddin (Ketua ASPASINDO Provinsi Kepulauan Riau)
Peristiwa pembuangan bayi di Pulau Bawean termasuk memalukan bagi masyarakat Bawean, di rantau. Warga Tanjungpinang menyesalkan dengan kejadian yang memalukan. Semoga pelaku cepat sadar dan diberi hidayah oleh Allah SWT. agar segera bertaubat, serta segera menyerahkan diri kepada pihak berwajib agar proses hukumnya langsung divonis sesuai pelanggarannya.
Dibalik kejadian pasti ada hikmahnya, mari kita semua khususnya masyarakat Bawean berintropeksi diri, kenapa terjadi seperti ini di Pulau Bawean yang kental dangan nilai-nilai agama.
Jangan menyalahkan satu sama yang lain, karena ini adalah teguran dari Allah SWT. Harapan besar kepada tokoh masyarakat dan tokoh agama memperbanyak penyadaran kepada masyarakat khususnya remaja-remajanya. Mudah-mudahan tidak seperti ini lagi kedepan. Memang berita seperti ini yang ditungu-tunggu diperantauan, agar bisa meneropong yang ada didalam untuk memperbaikinya.
Silahkan Media Bawean muat segala kejadian di Pulau Bawean dengan niatan perbaikan, agar tidak buccok didalamnya.Capt. Sapnawi
Ketua Litbang & Sosial Persatuan Peluat Indonesia
Pelaut Bhineka Tunggal Ika (PBTI)
Masya Allah turut bersedih atas kejaidan tersebut, semoga orang tua dari bayi malang itu sebagai pelaku amoral dapat segera diungkap oleh POLRI Bawean. Dan gejala-gelaja seperti ini akan terulang kembali bila pihak-pihak pemuka agama apatis pada gejala sosial. Utamanya dapat distop membiarkan pernikahan pada gadis/wanita yang telah hamil duluan, Nah ini dia jadinya, bila si lekaki tidak mau bertanggungawab lalu lahir dikebun. Pihak-pihak terkait tolong perketat prosedur nikah, kalau tidak bisa-bisa muncul budaya "Coba dulu, baru beli" kalau tidak ada yang beli bagaimana? Astagfirullah
Suma (Warga Bawean Di Batam)
Masya Allah! sekeji itukah orang boyan? sampai setega itu membuang bayi sendiri, padahal itu darah daging dia sendiri. Tidak merasa lelahkan dia mengandung selama 9 bulan? apakah orang itu tidak punya iman? saya sebagai orang boyan yang berada di Batam kaget mendengar berita pembuangan bayi di Bawean.(sumber media bawean)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terimah kasih atas kunjungannya......